Skip to main content
Video

#repost BNN RI TERAPKAN GEOSPATIAL SCIENCE AND TECHNOLOGY DALAM PENANGANAN KEJAHATAN NARKOTIKA

Dibaca: 7 Oleh 23 Nov 2021Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Letak geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke serta memiliki wilayah yang diapit Benua Asia dan Australia menjadi kawasan yang bernilai ekonomis dan strategis dalam segala bidang, dimana hal tersebut menjadi satu keuntungan bagi negara Indonesia. Namun, dibalik itu wilayah Indonesia sangat rentan dengan Kejahatan Trans National Crime khususnya kejahatan Narkotika lintas negara yang masuk ke wilayah Indonesia melalui jalur perbatasan darat, jalur laut dan perairan serta zona udara.

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia selaku koordinator penanggulangan narkotika di Indonesia sadar akan adanya kerawanan ini sehingga perlu melakukan kerjasama dan terobosan kreatif untuk mengantisipasi peredaran gelap narkotika masuk wilayah Indonesia. Dalam rangka melakukan deteksi dini dan antisipasi hal tersebut, Direktorat Intelijen Deputi Bidang Pemberantasan BNN Ri menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pemanfaatan Geospatial Science Untuk Penanganan Kejahatan Narkotika”, di Hotel Avenzel, Bekasi (11/11).

Kegiatan yang diikuti 50 peserta dari perwakilan masing-masing satuan kerja di lingkungan BNN RI serta perwakilan dari PPN/BAPPENAS, Polri, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan menghadirkan narasumber diantaranya Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Dr. Benny J. Mamoto, S.H., M.Si., dan Kriminolog Universitas Indonesia, Prof. Dr. Adrianus Meliala, M.A. M.Si.

Dalam sambutannya, Robby Karya Adi S.Ik., Kasubdit Intelijen Teknologi yang mewakili Direktur Intelijen BNN RI menyampaikan tujuan dan manfaat dari kegiatan Kajian Peta Dasar Daerah Penyelundupan dan Psikotropika dari luar negeri secara umum adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan data dan informasi geospasial (peta) dan non spasial (statistik dan lainnya) yang akan digunakan dalam analisis-analisis spasial dalam upaya menghasilkan informasi intelijen yang akurat mengenai faktor-faktor pembentuk dalam proses kejahatan narkotika seperti halnya penyelundupan dan peredaran narkotika dan prekursor narkotika. Informasi intelijen ini nantinya akan dijadikan dasar dan acuan dalam proses Tactical Analysis di dalam kegiatan tindakan penanganan (pemberantasan), juga digunakan sebagai salah satu acuan utama dalam proses Strategic Analysis untuk program penanganan kejahatan narkotika jangka panjang.

Sekretaris Utama BNN RI Drs. I Wayan Sukawinarya, M.Si.yang hadir pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi salah satu katalis dari integrasi pemanfaatannya dalam proses penanganan tindak pidana kejahatan, termasuk narkotika. Salah satu yang demikian erat dan hampir digunakan diseluruh dunia, adalah pemanfaatan Geospatial Science and Technology.

Permasalahan narkoba merupakan permasalahan serta tanggung jawab bersama, oleh karena itu diharapkan dengan diadakannya diskusi, peserta dapat menjelaskan permasalahan pada masing-masing satuan kerjanya serta dapat memberikan pendapat dan masukan agar tim kajian BNN RI mampu mengidentifikasi dan merumuskan model atau struktur pembentuk dari kejahatan narkotika sehingga dapat memperkuat kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak. War On Drugs Menuju Indonesia Bersinar, Indonesia Bersih Narkoba. (HNY)

Biro Humas dan Protokol BNN RI

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel